laporan keuangan

Monday, November 23, 2009

Share this article on :
(1) Pendahuluan


Laporan keuangan merupakan informasi sangat berharga dalam menilai suatu perusahaan, sering dijumpai pada annual report, prospectus dan surat kabar. Tapi gimana cara bacanya..? kalau semua isinya angka-angka dan nggak ada ceritanya?
Sebenarnya gampang saja, sebab laporan keuangan sudah diatur dengan sistematis. Pada bagian berikut kami akan berbagi sedikit rahasia untuk membaca dan menganalisa laporan keuangan, sehingga anda tidak perlu merasa alergi lagi melihat angka-angka pada laporan keuangan.



Laporan Keuangan



Sebenarnya ada dua elemen terpenting laporan keuangan yang sering anda jumpai di surat kabar.


1. Neraca.


2. Laporan Laba Rugi.




Kedua laporan ini merupakan laporan inti yang selalu selalu hadir pada setiap laporan baik laporan kwartalan, semesteran dan tahunan. Terkadang laporan ini dilengkapi oleh Laporan Arus Kas, walau tidak selalu. Ketiga laporan keuangan ini baru muncul secara lengkap pada laporan annual report dan prospectus.
Neraca. Neraca ibarat sebuah foto, hanya menampilkan gambaran perusahaan pada saat tanggal neraca saja. Sebagai perbandingan laporan ini juga menampilkan 'foto' pada periode yang sama tahun lalu. Didalamnya terdapat 'gambaran' posisi keuangan (financial position) perusahaan.


Laporan Laba Rugi. Laporan keuangan jenis ini memuat kinerja perusahaan dalam satu periode, misalnya satu tahun. Keuntungan dan kerugian perusahaan selama satu tahun itu berikut biaya-biaya yang harus dikeluarkan juga dimuat di sini. Apabila kita mempergunakan analogi yang sama dengan neraca di atas, maka laporan laba rugi bisa diibaratkan seperti kamera film yang merekam perjalanan perusahaan dalam satu periode.


Laporan Arus Kas. Laporan keuangan jenis ini akan memberikan informasi tentang arus kas masuk maupun keluar dari perusahaan. Laporan ini bisa memberikan gambaran tentang alokasi kas ke dalam berbagai kegiatan perusahaan.
Selanjutnya Mengenai Neraca




(2) Neraca





Kenapa Disebut Neraca..?


Sesuai asal kata neraca yang mencerminkan timbangan, kesamaan, keadilan…., laporan ini juga menunjukkan keseimbangan antara sisi Aktiva (Kekayaan) dan sisi Pasiva (Kewajiban dan Ekuitas). Karena itu dalam bahasa Ingris neraca juga disebut Balance Sheet atau bagian yang berimbang.




Persamaan Akuntansinya


Kekayaan (Aktiva) = Pasiva (Kewajiban + Ekuitas)


Pada umumnya neraca dibagi lagi dalam dua bagian besar yaitu aktiva (asset) yang merupakan sisi kekayaan dan investasi dari perusahaan, dan passiva yang berisikan kewajiban dan ekuitas yang merupakan daftar dari hutang dan kewajiban perusahaan baik jangka pendek maupun panjang, serta investasi yang ditanam pemilik atau jumlah saham yang dikeluarkan (untuk perusahaan publik).



Bagian Neraca


Lebih jauh lagi, neraca bisa dikelompokkan pada 5 bagian saja. 2 bagian aktiva yaitu Aktiva Lancar dan Aktiva Tetap dan 3 bagian Pasiva, yaitu Hutang Lancar, Hutang Jangka Panjang dan Ekuitas.


Aktiva lancar (Current Asset) merupakan kekayaan berupa harta likuid atau dapat digunakan untuk berinvestasi atau membayar hutang dalam waktu dekat (biasanya di bawah satu tahun), contohnya adalah uang kas, deposito, investasi jangka pendek, barang jadi, dan piutang usaha. Aktiva Lancar disusun berurutan dari atas kebawah berdasarkan likuiditasnya, atau urutan seberapa cepat asset tersebut bisa dirubah menjadi uang.


Aktiva Tetap (Fixed Asset) merupakan kekayaan berupa barang investasi yang tidak likuid atau tidak dapat diuangkan secara cepat tanpa menimbulkan penurunan dalam penilaiannya. Contohnya adalah tanah, gedung, kendaraan bermotor, mesin-mesin produksi, dan juga aktiva lain yang tidak berwujud seperti hak paten, royalti, dan hak merek.


Kewajiban Jangka Pendek (Current Liabilities) adalah kewajiban yang mesti dilunasi dalam jangka waktu satu tahun, contohnya adalah hutang usaha, hutang pajak , hutang jangka panjang yang jatuh tempo dalam satu tahun.
Kewajiban Jangka Panjang (Long Term-Liabilities) merupakan kewajiaban yang jatuh tempo diatas satu tahuncontohnya adalah hutang bank, hutang obligasi, hutang sewa guna usaha, dan lain-lain.


Ekuitas (Shareholders Equity) terdiri dari modal saham, tambahan modal disetor, dan laba ditahan.


Langkah-langkah penganalisaan neraca:


Berikut beberapa tips untuk membaca dan menganalisa neraca


1. Bandingkan Aktiva Lancar dan Hutang Jangka Pendek. Jika hutang jangka pendek lebih besar dari aktiva lancar. Ada kemungkinan perusahaan akan mengalami likuiditas jangka pendek. Perusahaan yang sehat biasanya memiliki aktiva lancar lebih besar dari hutang jangka pendek.


2. Bandingkan Ekuitas dan Total Hutang Jangka Panjang + Hutang Jangka Pendek. Ekuitas dan Total hutang merupakan indikasi sumber permodalan perusahaan, apakah perusahaan dijalankan dengan modal sendiri atau dari pinjaman bank. Perusahaan yang baik biasanya memiliki perbandingan yang berimbang antara Ekuitas dan Total hutang.


3. Perhatikan perubahan angka yang signifikan dari tahun sebelumnya.
Dari sisi Aktiva , misalkan terjadi tambahan signifikan pada aktiva tetap berarti perusaahaan baru saja membeli Aktiva Tetap. Atau andaikata terjadi kenaikan signifikan pada Piutang Usaha, bisa mengindikasikan masalah penagihan penjualan. Pada sisi pasiva, jika terjadi lonjakan hutang, mengindikasikan penambahan hutang baru atau kenaikan hutang akibat melonjaknya dollar.


Selanjutnya laporan rugi laba...



(3) Laporan Rugi Laba



Bagian Laporan Rugi Laba
Kebanyakan orang hanya memperhatikan Laba Bersih (Net profit) atau Laba Per Saham (EPS atau Earning per Share) jika dihadapkan pada laporan laba rugi. Tanpa kita sadari, sebenarnya banyak informasi penting tentang perusahaan yang dapat kita ketahui dari laporan laba rugi, misalnya dari item-item pada laporan itu sendiri.



1. Penjualan. Angka penjualan berasal dari penjualan barang dan jasa secara kredit maupun tunai pada periode tertentu.



2. Harga pokok penjualan, pada perusahaan dagang biasa merupakan nilai perolehan barang yang akan dijual kembali, sedangkan pada perusahaan manufaktur merupakan biaya yang dikeluarkan hingga produk tsb. siap dijual.



3. Laba kotor adalah selisih antara penjualan bersih dengan harga pokok penjualan. Disebut laba kotor karena jumlah ini masih harus dikurangi dengan biaya-biaya usaha.


4. Biaya-biaya usaha sendiri biasanya dikelompokkan lagi ke dalam beban penjualan dan beban administrasi.


5. Beban penjualan adalah semua biaya yang dikeluarkan dalam hubungannya dengan penjualan yang dilakukan perusahaan, misalnya promosi, pengangkutan, dan sebagainya.


6. Beban administrasi adalah semua biaya yang bersifat umum dalam perusahaan, misalnya gaji dan upah, listrik, air dan telepon, pemeliharaan dan lain-lain.


7. Laba usaha selanjutnya akan menghitung hasil dari pengurangan laba bruto dengan beban usaha. Laba usaha ini semata-mata berasal dari kegiatan utama perusahaan.


8. Pendapatan (beban) lain-lain adalah pendapatan atau beban lain-lain yang berasal bukan dari kegiatan utama perusahaan. Yang termasuk dalam hal ini misalnya keuntungan dari penjualan aktiva tetap dan pendapatan sewa. Angka pendapatan (beban) lain-lain bisa sangat berfluktuasi tajam akibat perubahan nilai tukar, yang menyebabkan perubahan tajam pada item laba (kerugian) akibat kurs mata uang asing


9. Laba (rugi) sebelum pajak, dihitung menambahkan (7) Laba Usaha dengan Pendapatan (beban) lain-lain. Mencerminkan keuntungan (rugi) dari kegiatan utama dan kegiatan sampingan.


10. Laba bersih yang mencerminkan kenaikan bersih terhadap modal. Sebaliknya, apabila anda menemukan perhitungan rugi bersih, sejumlah itulah penurunan atas modal perusahaan. Laba bersih inilah yang sering dilihat oleh para pengguna laporan keuangan (misalnya investor) karena pembagian dividen biasanya berasal dari jumlah ini.


Langkah-langkah penganalisaan Laporan Keuangan Laba Rugi:
Setelah mengetahu elemen laporan laba (rugi) , berikut beberapa tips guna menganalisa laporan ini :


1. Mulai dari atas, bukan dari bawah. Untuk membaca laporan (rugi) bersih, sangat mudah dimanipulasi dan terdistorsi oleh pendapatan (beban) lain-lain sehingga tidak mencerminkan apa-apa. Bacalah dari atas


2. Penjualan. Lihat angka Penjualan.., dan bandingkan dengan penjualan tahun lalu, perhatikan apakah ada peningkatan penjualan. Perusahaan yang baik adalah perusahaan yang selalu mengalami peningkatan penjualan. Hitung berapa persen peningkatan penjualan tersebut. Pada contoh diatas PT. Untung Terus mengalami kenaikan penjualan 20%


3. Laba Kotor. Hitung prosentas kenaikan laba kotor dibandingkan tahun lalu. Kemudian bandingkan dengan prosentase kenaikan penjualan
Jika % kenaikan laba kotor lebih kecil % kenaikan penjualan biaya produksi atau harga pokok penjualan meningkat lebih cepat dan perusahaan menjual barang dengan margin atau keuntungan yang lebih rendah, dan sebaliknya. Pada contoh terlihat bahwa kenaikan laba kotor hanya 16.7%, lebih kecil dibandingkan kenaikan penjualan 20%.


4. Laba Usaha. Hitung Prosentase kenaikan laba usaha dibandingkan tahun lalu. Kemudian bandingkan dengan prosentase kenaikan laba kotor. Jika % kenaikan laba usaha lebih kecil % kenaikan laba kotor mengindikasikan adanya lonjakan biaya operasional, atau berkurangnya efisiensi, dan sebaliknya. Pada contoh PT. Untung Terus mengalami kenaikan laba usaha 19.5% lebih besar dari kenaikan laba kotor 16.7%


5. Pendapatan (beban) lain-lain. Angka pada item-item pendapatan (beban) lain-lain seringkali sangat fluktuatif dan sangat besar (signifikan), walau belum tidak banyak mempengaruhi kinerja operasional perusahaan.


Berikut analisa item penting dari pendapatan (beban) lain-lain


• Beban bunga bank, perhatikan jika ada lonjakan tajam pada beban bunga, sebab ini mengindikasikan besarnya pinjaman baru, atau melonjaknya beban bunga akibat deresiasi rupiah atas pinjaman dollar.


• Keuntungan (kerugian) perubahan kurs, perubahan tajam item keuntungan (kerugian) kurs, mengindikasikan adanya pinjaman perusahaan dalam USD. Besarnya fluktuasi angka berbanding lurus dengan besarnya pinjaman USD yang dimiliki perusahaan. Jika perusahaan selama tahun neraca tidak membayar pinjaman dollar tersebut, berarti keuntungan atau kerugian perubahan kurs tadi hanyalah diatas kertas semata, dan tidak mempengaruhi aliran kas perusahaan. Perubahan angka item ini cukup besar tergantung fluktuasi nilai tukar, akan tetapi sering tidak berarti banyak dalam menilai kinerja bisnis perusahaan.


• Perhatikan perubahan signifikan angka lainnya. Misal item keuntungan (kerugian) penjualan aset


6. Laba Rugi Bersih. Angka ini merupakan angka terakhir yang mesti anda lihat. Sebab angka ini tidak akan berarti apa-apa jika anda tidak tahu asal perolehan dan hal yang mempengaruhi.


7. Laba Bersih Per Saham. Berasal dari laba bersih dibagi jumlah saham beredar. Seperti halnya Laba Bersih angka ini tidak berarti banyak jika anda tidak mengetahui item-item yang mempengaruhinya.


Selanjutnya Laporan Arus Kas...


(4) Laporan Arus Kas



Laporan arus kas perusahaan dapat memberikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan seperti:


• Darimana uang kas selama periode tersebut?


• Berapakah uang kas yang digunakan selama periode tersebut?


• Untuk apa sajakah uang kas tersebut?


• Berapakah perubahan dalam saldo kas selama periode tersebut?


Bagian Laporan Arus Kas


Penerimaan dan pembayaran kas selama satu periode tersebut akan digolongkan dalam tiga klasifikasi kegiatan :


1. Aktivitas Operasi


Dari aktivitas operasi, arus masuk kas akan terjadi apabila pendapatan dari operasi utama perusahaan lebih besar dibandingkan dengan pengeluaran kas untuk beban operasi. Sebaliknya, arus kas keluar akan terjadi bila pengeluaran lebih besar dibandingkan pendapatannya.


2. Aktivitas Investasi


Arus masuk kas dari aktivitas investasi, biasanya muncul dari hasil penjualan kekayaan, penjualan surat utang atau ekuitas dari entitas lain, atau penerimaan pelunasan pinjaman dari entitas lain. Sedangkan arus keluar kas akan timbul karena pembelian kekayaan, pabrik, dan peralatan, pembelian sekuritas utang dan ekuitas dari entitas lain, serta pinjaman kepada entitas lain.


3. Aktivitas Pendanaan.


Sedangkan dari aktivitas pendanaan, arus kas masuk biasanya berasal dari penerbitan sekuritas ekuitas dan utang (obligasi dan wesel). Arus kas keluar akan timbul karena pembayaran dividen, penebusan utang, dan akuisisi kembali saham modal.


(c) General Check Up


Tahap-tahap analisis Laporan Arus Kas:


1. Sumber Informasi. Sumber informasi penyusunan arus kas biasanya didapatkan dari neraca komparatif perusahaan dalam dua tahun terakhir, laporan laba rugi periode berjalan, dan data transaksi lainnya. Yang anda perlu ingat adalah laporan arus kas hanya menampilkan kejadian-kejadian yang melibatkan kas saja sehingga transaksi lain yang tidak melibatkan kas harus dihilangkan efeknya (baik dengan cara dikurangkan maupun ditambahkan pada perhitungan laba rugi). Hal ini anda bisa lihat pada perhitungan arus kas dari aktivitas operasi pada laporan arus kas di atas.


2. Arus Kas dari Aktivitas Operasi. Dihitung dengan cara menambahkan laba bersih dengan perhitungan biaya yang tidak melibatkan kas (seperti penyusutan dan amortisasi) serta perubahan pos aktiva dan pasiva lancar.
Laba bersih PT. Untung Terus Rp. 189,700 harus ditambahkan penyusutan dan amortisasi (Rp. 5,000 dan 2,000) dikurangi laba penjualan asset, serta disesuaikan dengan perubahan pos aktiva dan pasiva lancar.


3. Arus Kas dari Aktivitas Investasi. Sesuai dengan namannya, bagian ini akanmencerminkan arus dana masuk/keluar sebagai akibat pembelian atau penjualan aktiva tetap. Dari laporan arus kas di atas, aktivitas investasi membukukan nilai negatif, yaitu (Rp. 70,000), yang artinya pengeluaran kas untuk kegiatan investasi lebih besar dibandingkan dengan pemasukannya. Kegiatan yang menyebabkan pengeluaran kas tersebut yaitu pembelian peralatan dan tanah. Apabila anda hubungkan dengan kegiatan perusahaan, bisa saja perusahaan memang sedang melakukan ekspansi atau perluasan usaha sehingga kas lebih banyak dikeluarkan untuk tujuan itu.


4. Arus Kas Pendanaan. Sementara itu, aktivitas pendanaan juga memperlihatkan arus kas negatif tahun 2000,dimana pengeluaran untuk dividen lebih besar dari kenaikan hutang. Sedangkan pada tahun 1999 arus kas dari pendanaan positif karena adanya arus masuk akibat peneluaran saham baru.


5. Saldo Akhir. Selanjutnya dari ketiga aktivitas tersebut, anda harus menghitung peningkatan atau penurunan kas yang terjadi yang kemudian ditambahkan dengan kas awal. Pada contoh di atas, kenaikan bersih kas than 2000 Rp. 94,600 ditambahkan dengan kas awal yaitu Rp 300,000 akan menjadi Rp 394,600. Inilah nilai kas anda pada akhir tahun.




(5) Rasio-Rasio Penting



(a) Per Share Ratios


Ada satu lagi 'produk sampingan' dari laporan keuangan yang tidak kalah pentingnya yaitu rasio keuangan. Rasio ini dihitung dari laporan keuangan yang sudah ada, baik neraca maupun laba rugi. Rasio-rasio ini sangat mempermudah upaya pembandingan kinerja perusahaan dari tahun ke tahun atau malah dengan perusahaan lain dalam industri yang sama. Contoh-contoh rasio keuangan penting, antara lain:


Per Share Ratios



Rasio ini didapatkan dengan membagi laba bersih perusahaan dengan jumlah saham beredar. Dari perhitungan di atas, setiap satu lembar saham akan mendapatkan bagian laba sebesar Rp 100.



Rasio ini ingin menyampaikan berapa besar bagian dividen yang akan didapatkan oleh setiap saham, dalam hal ini jumlah saham telah dirata-ratakan secara tertimbang. Jumlah saham beredar yang dipergunakan sama dengan yang tercantum dalam balance sheet.



Sales per Share menunjukkan bagian dari penjualan yang akan didapatkan oleh rata-rata tertimbang saham beredar.



Rasio ini menghitung bagian arus kas yang dapat diterima oleh rata-rata tertimbang saham beredar. Arus kas yang dipergunakan sebagai numerator adalah yang berasal dari aktivitas operasi sebagai representasi produktivitas perusahaan dalam kegiatan utamanya.



(b) Price Ratios



Analisa jenis ini biasa disebut price earning ratio, adalah perbandingan harga saham dengan laba per saham yang kemudian menjadi ukuran penting yang menjadi landasan pertimbangan seorang investor membeli saham sebuah perusahaan.
Hal umum yang dilakukan adalah menjadikan rasio P/E sebagai pembanding untuk menilai pertumbuhan suatu perusahaan. Artinya, pertumbuhan sebuah perusahaan dinilai tinggi jika rasio P/E perusahaan tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan rasio P/E perusahaan dalam industri yang sejenis.



Rasio ini adalah kebalikan dari P/E ratio yang pada dasarnya sama dengan P/E yaitu menghitung tingkat pengembalian earning yang dibandingkan dengan harga saham per lembar.



Dividen Yield adalah persentase dari harga saham perusahaan dengan besarnya dividen yang dibayarkannya. Misalnya, jika sebuah perusahaan membayarkan Rp. 10 dividen dalam 1 kuartal dan harga sahamnya diperdagangkan Rp 1000 per lembar, maka yield dividennya adalah 4%.



Rasio ini membandingkan antara nilai saham menurut pasar dengan harga saham berdasarkan book value. Perhitungan ini ingin melihat berapa besar tingkat undervalued maupun overvalued harga saham yang dihitung berdasarkan book value setelah dibandingkan dengan harga pasar.


(c) Profitability Ratios



Rasio ini ingin menunjukkan tingkat pengembalian keuntungan perusahaan terhadap modal yang dimiliki. Perhatikan bagian penyebut rasio di atas. Bagian short term accrued payable sengaja dikurangkan dari tangible assets karena komponen bunganya tidak dapat diobservasi.



Sama halnya dengan return on capital, rasio ini hendak menghitung pengembalian keuntungan perusahaan terhadap modal yang dimiliki perusahaa atau bias juga disebut rasio perputaran. Jika pada rasio sebelumnya keuntungan perusahaan dinyatakan dengan net income, maka pada rasio ini variabel yang ingin dibagi adalah penjualan.



Earning Margin ini menghitung hasil operasi perusahaan pada satu periode. Keuntungan yang didapatkan dibandingkan langsung penjualan yang terjadi. Keuntungan yang dipergunakan di sini masih mempergunakan jumlah keuntungan sebelum dikurangi pajak dan juga sebelum pendapatan dari kegiatan non operasi dimasukkan


(d) Growth Ratio



Rasio ini hendak menghitung tingkat pertumbuhan penjualan yang perhitungannya adalah membandingkan antara penjualan pada akhir periode dengan penjualan yang dijadikan periode dasar. Apabila nilai perbandingannya makin besar, maka anda bisa mengatakan bahwa tingkat pertumbuhan penjualan perusahaan makin baik



Perhitungan ini hendak membandingkan antara penghasilan total pada akhir periode dengan periode yang dijadikan dasar perhitungan.



Rasio yang satu ini ingin melihat pertumbuhan EPS dengan cara membandingkan nilai EPS periode akhir dengan EPS periode dasar. Seperti halnya rasio-rasio pertumbuhan sebelumnya, nilai rasio ini jika semakin besar akan semakin baik.


(e) Payout ratios



Rasio ini ingin menjelaskan berapa besar porsi dividen dari net income perusahaan. Apabila rasio ini makin besar, anda bisa berharap banyak bahwa dividen yang dibagikan relatif makin besar pula dari net income. Artinya perusahaan memang mengalokasikan keuntungannya saat itu untuk para pemegang sahamnya. Sebaliknya jika rasio ini makin kecil, artinya perusahaan mengalokasikan sebagian besar laba bersihnya untuk berinvestasi lagi atau memenuhi keperluan perusahaan yang lain.



Tidak berbeda jauh dengan payout ratio, dividend to cash flow ratio juga dipergunakan untuk menghitung porsi dividen yang dalam rasio kali ini diperhitungkan dari arus kas. Arus kas yang dimaksudkan adalah yang berasal dari aktivitas operasi yang telah dikurangkan dengan pajak.


(f) Credit Ratios



Rasio ini ingin mengukur kemampuan aktiva lancar memenuhi kewajiban lancarnya. Dalam perhitungan di atas, perusahaan memiliki kemampuan memenuhi kewajiban lancarnya sebesar 2 kali dari aktiva lancarnya. Dengan kata lain, likuiditas perusahaan bisa dikatakan cukup tinggi.



Rasio ini juga masih mengukur kemampuan likuiditas perusahaan. Hanya saja, berbeda dengan current ratio, persediaan dalam aktiva lancar sengaja dikurangkan karena menurut beberapa pendapat, persediaan tidak cukup likuid untuk dikonversikan segera ke dalam bentuk kas. Dari perhitungan di atas, besar quick ratio perusahaan adalah 1.5 kali.



Perhitungan rasio ini menghasilkan Rp 5 juta sebagai hasil pengurangan dari aktiva lancar dengan kewajiban lancar. Ini menandakan perusahaan cukup sehat karena mampu menyediakan dana untuk kegiatan operasi perusahaan.



Rasio ini mirip dengan current ratio, yaitu mengukur likuiditas perusahaan. Rasio ini lebih menitikberatkan pada kas dan setara kas yang dibandingkan langsung dengan kewajiban lancar. Apabila nilai rasio ini cukup tinggi, itu berarti kesiapan kas perusahaan untuk sewaktu-waktu dipergunakan memenuhi kewajiban lancar cukup bagus. Tetapi berhati-hatilah apabila jumlah kas perusahaan ternyata melebihi kewajaran karena, anda perlu ingat, ada opportunity cost yang hilang karena akan lebih baik jika kas tersebut diinvestasikan dengan harapan nilainya akan bertambah.


(g) Other Ratios



Rasio lainnya yaitu EV/SE yaitu menilai suatu perusahaan dengan mengurangi nilai kapitalisasi pasar dengan kas dan yang setara dengan kas ditambah dengan hutang yang dimiliki oleh perusahaan tersebut. Alasan mengapa mengurangkan kas dan yang setara dengan kas adalah karena jika seorang investor membeli sebuah perusahaan, maka ia akan mendapatkan seluruh kas yang saat ini dimiliki perusahaan.



Rasio ini mengukur berapa besar perputaran persediaan yang terjadi pada perusahaan. Makin besar rasio yang dihasilkan, menandakan perputaran persediaan yang makin besar pula, yang berarti perusahaan memiliki kemampuan berproduksi yang baik sehingga persediaan tidak lama tertumpuk.



Rasio ROE ini untuk menentukan tingkat pengembalian pada ekuitas (Return on Equity / ROE). ROE adalah sebuah ukuran dari besarnya jumlah laba dari sebuah perusahaan yang dihasilkan dalam 1 tahun terakhir dibandingkan dengan nilai ekuitasnya. Tidak seperti yang lainya, satuan dari ROE ini adalah persentase.



Account Receivable Turnover ini menghitung berapa besar kemampuan perusahaan mendapatkan pelunasan piutangnya. Semakin tinggi nilainya semakin cepat piutang perusahaan dapat tertagih seiring juga dengan peningkatan penjualan perusahaan tersebut.
Dari ketiga laporan keuangan di atas, para investor memiliki pandangan yang berbeda-beda tentang pentingnya satu laporan keuangan relatif terhadap yang lain. Adakalanya investor melihat bahwa laporan laba rugi adalah yang paling penting karena menampilkan kinerja perusahaan selama satu periode hingga menghasilkan laba (rugi) perusahaan. Tetapi, di pihak lain ada pula yang menganggap bahwa neraca lah yang paling penting karena bisa menyajikan posisi keuangan perusahaan saat itu, hingga mereka bisa menilai apakah perusahaan tersebut sedang sehat atau tidak (terutama dari komposisi hutang dan asetnya). Ada pula yang lebih senang melihat laporan arus kas sebagai penilai kinerja perusahaan terutama dari sisi likuiditasnya. Yang menarik adalah banyak pula investor yang lebih senang melihat rasio-rasio keuangan yang tentunya bisa dibandingkan dengan kinerja tahun-tahun sebelumnya atau malah bisa dibandingkan dengan perusahaan lain dalam industri yang sama.


Apapun jenis laporan keuangan yang anda jadikan patokan penilaian, tidak akan menjadi masalah apabila anda bisa membacanya dengan baik dan menginterpretasikannya dengan benar. Oleh karena itulah, kemampuan anda untuk membaca dan menganalisa laporan keuangan sangat diperlukan. Satu lagi yang perlu anda ingat bahwa membaca laporan keuangan tidak serumit yang dibayangkan dan tidak ada kata terlambat untuk mulai mempelajarinya.


(e) Payout ratios



Rasio ini ingin menjelaskan berapa besar porsi dividen dari net income perusahaan. Apabila rasio ini makin besar, anda bisa berharap banyak bahwa dividen yang dibagikan relatif makin besar pula dari net income. Artinya perusahaan memang mengalokasikan keuntungannya saat itu untuk para pemegang sahamnya. Sebaliknya jika rasio ini makin kecil, artinya perusahaan mengalokasikan sebagian besar laba bersihnya untuk berinvestasi lagi atau memenuhi keperluan perusahaan yang lain.



Tidak berbeda jauh dengan payout ratio, dividend to cash flow ratio juga dipergunakan untuk menghitung porsi dividen yang dalam rasio kali ini diperhitungkan dari arus kas. Arus kas yang dimaksudkan adalah yang berasal dari aktivitas operasi yang telah dikurangkan dengan pajak.
Related Post

No comments:

Post a Comment

 
© Copyright 2010-2011 donatZone.
Template Design by Herdiansyah Hamzah | Published by Borneo Templates | Powered by Blogger.com.