Penampakan Donat di Langit
Youtube
Fenomena penampakan bentuk donat di angkasa di langit Belgia ditangkap oleh radar cuaca baru-baru ini. Sebelumnya, fenomena yang sama juga pernah ditangkap di Australia pada tahun 2010.
Apa sebenarnya donat angkasa itu? Beberapa orang sempat menyangkanya UFO. Tapi, itu bukan UFO. Donat itu ialah fenomana alam biasa yang disebabkan oleh salju yang mencair di atmosfer.
Marc Dantonio, analis foto dan video dari Mutual UFO Network, mengatakan bahwa donat itu disebut melting circle, terjadi di wilayah yang luas sehingga membentuk anomali berbentuk cincin.
Ketika menangkap citra salju yang mencair, radar tak bisa menangkap area yang berada persis di atas antena, disebut "cone of silence". Akibatnya, terbentuk citra serupa donat dengan bagian tengahnya yang seolah berlubang. "Radar hanya bisa menangkap bagian luar dari wilayah yang bisa dijangkau, yaitu bagian luar dari donat itu. Sementara, bagian dalam tergantung dari sudut radar mengarah ke angkasa," ucap Dantonio yang organisasinya berupaya memecahkan teka-teki UFO.
Fenomena donat ini hanya bisa diamati pada layar radar cuaca. donat tampak besar pada layar sebab radar memiliki range ukuran yang baik. Jika radar berada di gunung, donat mungkin tampak lebih besar, dengan lubang yang lebih besar pula.
Citra donat angkasa ini hanya tampak sekejap saja di layar radar karena radar hanya mengemisikan sinyal setiap tujuh detik setiap jamnya.
Fenomena donat ini hanya satu dari banyak fenomena akibat cuca yang bisa ditangkap oleh radar. Menurut Dantonio, fenomena ini tak seharusnya diidentikkan dengan UFO, tetapi mestinya dinamai IRA (Identifiable Radar Anomalies). (Yunanto Wiji Utomo)
J.Co. Donuts Review
in Review
Dulu, setiap dengar kata donat, perhatian orang langsung tertuju pada Dunkin Donuts. Beberapa tahun belakangan, perhatian pecinta donat tertuju pada J.Co.
Pertama kali makan donat JCo beberapa tahun lalu, menurut saya rasanya berbeda dengan Dunkin Donuts. Donat Dunkin Donuts rasanya sangat berisi, sedangkan donat J.Co. rasanya seperti ringan. Pengaturan rasanya sangat tepat, sehingga makan satu buah pun sudah bisa dinikmati rasanya (puas), tapi jika ingin lebih karena ketagihan, makan 2-3 atau bahkan lebih pun tidak akan membuat perut mual.
Terus terang saya belum pernah makan di cafenya JCo, jadi tidak tahu bagaimana kualitas pelayanan atau suasana di cafe JCo, tapi dari kualitas produknya saja saya sudah bisa bilang JCo leading di dunia donat Indonesia untuk saat ini.
bagi yang belum pernah makan donat JCo, sangat disarankan untuk mencobanya. Sangat disayangkan di kota tempat tinggal saya belum ada gerai JCo, sehingga harus ke kota lain berjarak sekitar 100km dari sini baru bisa beli JCo. Mungkin ini satu-satunya titik lemah JCo. Ekspansi pasarnya kurang cepat
Kelebihan : rasa enak, tidak membosankan, tidak membuat mual walau makan banyak
Kekurangan: hanya ada di kota besar, ekspansi pasar lambat.
Harga Beli : 6000an
Alamat waktu saya membeli : Gerai JCo terdekat
Bejo Donut – Donat Polandia
Bejo Donut – Donat Polandia provides franchise / waralaba business opportunity (peluang usaha) in Indonesia in Food Industry, especially in Donut Products. Bejo Donut is a donut products with special distinctive taste and unique. Presenting the first Polish Donuts in Indonesia that match consumed by the family and your relatives.
Pertner Program is open to you who want to work with Bejo Donut partnership with the system. Bejo Donut designed this program with several advantages that will facilitate your entrepreneurial.
Why Donat Polandia ?
- Served fresh and warm
- The flavor deliciousness typical of Bejo Donut
- The packaging is attractive
- Made from hygienic materials and healthful
- It is more evenly throughout the donut
- Many Variations
- The combination of taste to suit your taste
- The price is very affordable
Products Variant
- Strawberry
- Blueberry
- Coffee
- Peanut
- Chocolate
- Cheese
check here http://bursafranchise.com/bejo-donut-donat-polandia.htm
Pertner Program is open to you who want to work with Bejo Donut partnership with the system. Bejo Donut designed this program with several advantages that will facilitate your entrepreneurial.
Why Donat Polandia ?
- Served fresh and warm
- The flavor deliciousness typical of Bejo Donut
- The packaging is attractive
- Made from hygienic materials and healthful
- It is more evenly throughout the donut
- Many Variations
- The combination of taste to suit your taste
- The price is very affordable
Products Variant
- Strawberry
- Blueberry
- Coffee
- Peanut
- Chocolate
- Cheese
check here http://bursafranchise.com/bejo-donut-donat-polandia.htm
Donat Ondel-ondel
Sekarang mari kita saksikan pemecahan rekor dunia terbaru dari Indonesia, Ondel-Ondel Donat.
Boneka tradisional khas Jakarta atau yang sering disebut dengan ondel-ondel, kini dihadirkan dengan konstruksi yang terdiri dari 7.000 potong roti bolong / donat. Boneka ondel-ondel donat ini mendapat penghargaan rekor dunia dengan predikat Pemrakarsa dan Pembuat Ondel-Ondel dengan Rangkaian Donat Terbanyak. Penghargaan disampaikan oleh ketua MURI (Museum Rekor Indonesia), Jaya Suprana, kepada perwakilan dari Mal Pluit Juction, yang merupakan pemrakarsa dan pembuat Ondel-Ondel 7000 Donat ini.
Wakil gubernur DKI Jakarta, Prijanto, beserta sejumlah staff pemerintah DKI Jakarta sempat meninjau langsung ondel-ondel donat ini. Tampak ribuan donat coklat memenuhi tubuh boneka ondel-ondel ini seperti gaun panjang, sedang donat berwarna-warni dan donat polos tampak membentuk dasi dan tali pinggang yang dikenakan oleh ondel-ondel raksasa ini.
Erabaru
History of doughnuts in US
in Donuts
Possible origins
Glazed doughnuts being made
Doughnuts have a disputed history. One theory suggests that doughnuts were introduced into North America by Dutch settlers, who were responsible for popularizing other American desserts, including cookies, apple and cream pie, and cobbler.[citation needed] Indeed, in the 19th century, doughnuts were sometimes referred to as one kind of olykoek (a Dutch word literally meaning "oil cake"), a "sweetened cake fried in fat."[2]
Hansen Gregory, an American, claimed to have invented the ring-shaped doughnut in 1847 aboard a lime-trading ship when he was only sixteen years old. Gregory was dissatisfied with the greasiness of doughnuts twisted into various shapes and with the raw center of regular doughnuts. He claimed to have punched a hole in the center of dough with the ship's tin pepper box and later taught the technique to his mother.[3]
According to anthropologist Paul R. Mullins, the first cookbook mentioning doughnuts was an 1803 English volume which included doughnuts in an appendix of American recipes. By the mid-19th century the doughnut looked and tasted like today’s doughnut, and was viewed as a thoroughly American food.[4]
Etymology
The earliest known recorded usage of the term dates to an 1808 short story[5] describing a spread of "fire-cakes and dough-nuts." Washington Irving's reference to "doughnuts" in 1809 in his History of New York is more commonly cited as the first written recording of the term. Irving described "balls of sweetened dough, fried in hog's fat, and called doughnuts, or olykoeks."[6] These "nuts" of fried dough might now be called doughnut holes. Doughnut is the more traditional spelling, and still dominates outside the US. At present, doughnut and the shortened form donut are both pervasive in American English. The first known printed use of donut was in Peck's Bad Boy and his Pa by George W. Peck, published in 1900, in which a character is quoted as saying, "Pa said he guessed he hadn't got much appetite, and he would just drink a cup of coffee and eat a donut."[7] The donut spelling also showed up in a Los Angeles Times article dated August 10, 1929 in which Bailey Millard jokingly complains about the decline of spelling, and that he "can't swallow the 'wel-dun donut' nor the ever so 'gud bred'. The interchangeability of the two spellings can be found in a series of "National Donut Week" articles in The New York Times that covered the 1939 World's Fair. In four articles beginning October 9, two mention the donut spelling. Dunkin' Donuts, which was founded in 1948 under the name Open Kettle (Quincy, Massachusetts), is the oldest surviving company to use the donut variation, but the defunct Mayflower Donut Corporation is the first company to use that spelling, prior to World War II.
wiki
Glazed doughnuts being made
Doughnuts have a disputed history. One theory suggests that doughnuts were introduced into North America by Dutch settlers, who were responsible for popularizing other American desserts, including cookies, apple and cream pie, and cobbler.[citation needed] Indeed, in the 19th century, doughnuts were sometimes referred to as one kind of olykoek (a Dutch word literally meaning "oil cake"), a "sweetened cake fried in fat."[2]
Hansen Gregory, an American, claimed to have invented the ring-shaped doughnut in 1847 aboard a lime-trading ship when he was only sixteen years old. Gregory was dissatisfied with the greasiness of doughnuts twisted into various shapes and with the raw center of regular doughnuts. He claimed to have punched a hole in the center of dough with the ship's tin pepper box and later taught the technique to his mother.[3]
According to anthropologist Paul R. Mullins, the first cookbook mentioning doughnuts was an 1803 English volume which included doughnuts in an appendix of American recipes. By the mid-19th century the doughnut looked and tasted like today’s doughnut, and was viewed as a thoroughly American food.[4]
Etymology
The earliest known recorded usage of the term dates to an 1808 short story[5] describing a spread of "fire-cakes and dough-nuts." Washington Irving's reference to "doughnuts" in 1809 in his History of New York is more commonly cited as the first written recording of the term. Irving described "balls of sweetened dough, fried in hog's fat, and called doughnuts, or olykoeks."[6] These "nuts" of fried dough might now be called doughnut holes. Doughnut is the more traditional spelling, and still dominates outside the US. At present, doughnut and the shortened form donut are both pervasive in American English. The first known printed use of donut was in Peck's Bad Boy and his Pa by George W. Peck, published in 1900, in which a character is quoted as saying, "Pa said he guessed he hadn't got much appetite, and he would just drink a cup of coffee and eat a donut."[7] The donut spelling also showed up in a Los Angeles Times article dated August 10, 1929 in which Bailey Millard jokingly complains about the decline of spelling, and that he "can't swallow the 'wel-dun donut' nor the ever so 'gud bred'. The interchangeability of the two spellings can be found in a series of "National Donut Week" articles in The New York Times that covered the 1939 World's Fair. In four articles beginning October 9, two mention the donut spelling. Dunkin' Donuts, which was founded in 1948 under the name Open Kettle (Quincy, Massachusetts), is the oldest surviving company to use the donut variation, but the defunct Mayflower Donut Corporation is the first company to use that spelling, prior to World War II.
wiki
A doughnut or donut
in Donuts
A doughnut or donut (play /ˈdoʊnət/ or /ˈdoʊnʌt/) is a fried dough food and is popular in many countries and prepared in various forms as a sweet (or occasionally savory) snack that can be homemade or purchased in bakeries, supermarkets, food stalls, and franchised specialty outlets. They are usually sweet, deep-fried from a flour dough, and shaped in rings or flattened spheres that sometimes contain fillings. Other types of dough such as potato can also be used as well as other batters, and various toppings and flavorings are used for different types.
The two most common types are the toroidal ring doughnut and the filled doughnut, a flattened sphere injected with jam (or jelly), cream, custard, or other sweet fillings. A small spherical piece of dough may be cooked as a doughnut hole. Baked doughnuts are a variation cooked in an oven instead of being deep fried. Doughnut varieties are also divided into cake and risen type doughnuts.
Various doughnut incarnations are popular around the globe. Shapes include rings, balls, and flattened spheres, as well as ear shapes, twists and other forms. Not all doughnuts are sweet: in Southern India for instance, savory doughnuts called vadai are served.
Ring doughnuts are formed by joining the ends of a long, skinny piece of dough into a ring or by using a doughnut cutter, which simultaneously cuts the outside and inside shape, leaving a doughnut-shaped piece of dough and a doughnut hole from dough removed from the center. This smaller piece of dough can be cooked or re-added to the batch to make more doughnuts. A disk-shaped doughnut can also be stretched and pinched into a torus until the center breaks to form a hole. Alternatively, a doughnut depositor can be used to place a circle of liquid dough (batter) directly into the fryer. Doughnuts can be made from a yeast-based dough for raised doughnuts or a special type of cake batter. Yeast-raised doughnuts contain about 25% oil by weight, whereas cake doughnuts' oil content is around 20%, but they have extra fat included in the batter before frying. Cake doughnuts are fried for about 90 seconds at approximately 190 °C to 198 °C, turning once. Yeast-raised doughnuts absorb more oil because they take longer to fry, about 150 seconds, at 182 °C to 190 °C. Cake doughnuts typically weigh between 24 g and 28 g, whereas yeast-raised doughnuts average 38 g and are generally larger when finished.
After frying, ring doughnuts are often topped with a glaze (icing) or a powder such as cinnamon or sugar. Styles such as fritters and jam doughnuts may be glazed and/or injected with jam or custard.
As well as being fried, doughnuts can be completely baked in an oven.[1] These have a slightly different texture from the fried variety with a somewhat different taste due to the lack of absorbed oil—and so have a lower fat content. The fried version may sometimes be called "fried cakes".
There are many other specialized doughnut shapes such as old-fashioneds, bars or Long Johns (a rectangular shape), or with the dough twisted around itself before cooking. In the northeast US, bars and twists are usually referred to as crullers. Doughnut holes are small spheres that are made from the dough taken from the center of ring doughnuts or made to look as if they are. These holes are also known by brand names, such as Dunkin' Donuts' Munchkins and Tim Hortons' Timbits. There are also beignets, which are square donuts topped with powdered sugar.
The two most common types are the toroidal ring doughnut and the filled doughnut, a flattened sphere injected with jam (or jelly), cream, custard, or other sweet fillings. A small spherical piece of dough may be cooked as a doughnut hole. Baked doughnuts are a variation cooked in an oven instead of being deep fried. Doughnut varieties are also divided into cake and risen type doughnuts.
Various doughnut incarnations are popular around the globe. Shapes include rings, balls, and flattened spheres, as well as ear shapes, twists and other forms. Not all doughnuts are sweet: in Southern India for instance, savory doughnuts called vadai are served.
Ring doughnuts are formed by joining the ends of a long, skinny piece of dough into a ring or by using a doughnut cutter, which simultaneously cuts the outside and inside shape, leaving a doughnut-shaped piece of dough and a doughnut hole from dough removed from the center. This smaller piece of dough can be cooked or re-added to the batch to make more doughnuts. A disk-shaped doughnut can also be stretched and pinched into a torus until the center breaks to form a hole. Alternatively, a doughnut depositor can be used to place a circle of liquid dough (batter) directly into the fryer. Doughnuts can be made from a yeast-based dough for raised doughnuts or a special type of cake batter. Yeast-raised doughnuts contain about 25% oil by weight, whereas cake doughnuts' oil content is around 20%, but they have extra fat included in the batter before frying. Cake doughnuts are fried for about 90 seconds at approximately 190 °C to 198 °C, turning once. Yeast-raised doughnuts absorb more oil because they take longer to fry, about 150 seconds, at 182 °C to 190 °C. Cake doughnuts typically weigh between 24 g and 28 g, whereas yeast-raised doughnuts average 38 g and are generally larger when finished.
After frying, ring doughnuts are often topped with a glaze (icing) or a powder such as cinnamon or sugar. Styles such as fritters and jam doughnuts may be glazed and/or injected with jam or custard.
As well as being fried, doughnuts can be completely baked in an oven.[1] These have a slightly different texture from the fried variety with a somewhat different taste due to the lack of absorbed oil—and so have a lower fat content. The fried version may sometimes be called "fried cakes".
There are many other specialized doughnut shapes such as old-fashioneds, bars or Long Johns (a rectangular shape), or with the dough twisted around itself before cooking. In the northeast US, bars and twists are usually referred to as crullers. Doughnut holes are small spheres that are made from the dough taken from the center of ring doughnuts or made to look as if they are. These holes are also known by brand names, such as Dunkin' Donuts' Munchkins and Tim Hortons' Timbits. There are also beignets, which are square donuts topped with powdered sugar.
Wednesday, June 01, 2011
Sejarah Dikenalnya Nama Donat
in Donuts
Donat dalam ejaan bahasa inggris disebut doughnut, sedangkan orang amerika biasa menulis donat sebagai donut atau doughnut. istilah donat kali pertama digunakan di dalam artikel surat kabar Los Angeles Times terbitan 10 agustus 1929. suatu hari di tahun 1847, seorang warga Amerika bernama Ny Gregory sedang menggoreng donat untuk anak-anaknya. waktu itu donat masih berbentuk bulat tanpa ada lubang di tengahnya. karena anaknya tidak sabar untuk makan kue maka Ny.Gregory memasak kue itu dengan terburu-bru. akibatnya donat buatan Ny.Gregory jadi setengah matang, tengahnya masih mentah. anak laki-laki Ny.Gregory yang bernama hanson gregory kemudian menyarankan untuk melubangi kue itu di tengah-tengahnya. Ny.Gregory menerima saran anaknya itu, kemudian dia mencoba menggoreng donat yang di lobangi di tengah-tengahnya. tanpa di sangka ternyata anak-anaknya Ny.Gregory menyukai donat jenis baru ini. begitu pula ketika Ny.Gregory menyuguhkan donat itu kepada tamu-tamunya, mereka menyukainya.
dari rumah Ny.Gregory jenis donat baru itu menyebar ke seluruh negri. donatpun menjadi makanan kegemaran banyak orang.
kaskus.us
dari rumah Ny.Gregory jenis donat baru itu menyebar ke seluruh negri. donatpun menjadi makanan kegemaran banyak orang.
kaskus.us
Donat (Donuts)
in Donuts
Donat (doughnuts atau donut) adalah penganan yang digoreng, dibuat dari adonan tepung terigu, gula, telur dan mentega. Donat yang paling umum adalah donat berbentuk cincin dengan lubang di tengah dan donat berbentuk bundar dengan isi yang rasanya manis, seperti berbagai jenis selai, jelly, krim, dan custard.
Donat sama sekali berbeda dengan Bagel, mulai dari bahan adonan, teknik pembuatan hingga cara menghidangkan, walaupun keduanya memiliki bentuk yang hampir sama.
Donat bisa dibentuk dengan menyatukan kedua sisi adonan berbentuk persegi panjang hingga membentuk cincin atau menggunakan pemotong otomatis yang sekaligus membuat lubang di tengah adonan donat. Lubang pada donat berbentuk cincin dulunya dimaksudkan agar donat cepat matang sewaktu digoreng. Adonan donat yang tersisa sewaktu membuat donat berbentuk cincin sering dijual sebagai doughnut hole atau dicampurkan lagi ke dalam adonan untuk membuat donat baru.
Adonan donat terdiri dari dua jenis, adonan yang dibangunkan dengan ragi seperti adonan roti, dan adonan kental seperti adonan cake. Donat dari adonan tepung yang memakai ragi biasanya kadar lemak 25% dari berat donat, sedangkan donat adonan cake mengandung kadar lemak 20%. Donat dari adonan cake digoreng selama 90 detik bolak-balik di dalam minyak bersuhu antara 190℃ hingga 198℃. Sedangkan donat dari adonan tepung yang dibangunkan oleh ragi memerlukan waktu penggorengan yang lebih lama (sekitar 150 detik) di dalam minyak bersuhu 182℃ hingga 190℃.
Setelah matang, permukaan donat bisa dihias dengan taburan gula icing atau gula halus bercampur bubuk kayu manis, dicelup glasir berupa campuran madu dan gula, disiram coklat cair dan ditaburi coklat butir beraneka warna di atasnya. Selai, jelly atau custard yang menjadi isi donat disuntikkan dengan alat spuit.
Gerai donat dan toko roti memiliki banyak variasi bentuk donat, mulai dari donat berbentuk kuku beruang, persegi panjang yang disebut long john, gelang yang merupakan untaian beberapa bulatan kecil (Pon de ring, merek dagang Mister Donut), hingga donat berbentuk seperti tali yang berpilin (crullers). Donat berukuran sekali suap dinamakan Munchkin di Dunkin Donuts atau sebagai Timbit di restoran Tim Hortons Kanada.
Donat sangat lekat dengan kebudayaan Amerika seperti halnya hamburger. Di Amerika Utara sampai tercipta stereotip polisi patroli sebagai pemakan donat. Gerai donat sering buka sepanjang malam dan polisi sering mengunjungi gerai donat yang menyediakan donat dan kopi gratis. Homer Simpson dan Kepala Polisi Clancy Wiggum dalam film kartun The Simpsons adalah penggemar berat makan donat.
[sunting] Sejarah
[sunting] Asal-usul
Asal-usul donat sering menjadi sumber perdebatan. Salah satu teori mengatakan donat dibawa ke Amerika Utara oleh imigran dari Belanda yang juga memopulerkan hidangan penutup lain, seperti: kue kering, pai krim (cream pie) dan pai buah (cobbler).
Cerita lain mengatakan donat berbentuk cincin diciptakan kapten kapal asal Denmark bernama Hanson Gregory. Sang kapten sering harus menyetir kapal dengan kedua belah tangan karena kapal sering dilanda badai. Kue gorengan yang dimakan ketika sedang menyetir ditusukkan ke roda kemudi kapal, sehingga kue menjadi bolong. Kebetulan bagian tengah kue juga sering belum matang, sehingga donat sengaja dibuat berlubang di tengah agar permukaan donat yang terkena minyak bertambah dan donat cepat matang.
[sunting] Asal-usul kata
Kue berbentuk bola-bola kecil bernama doughnuts atau olykoeks pertama kali disebut-sebut dalam buku History of New York oleh Washington Irving[1] di tahun 1809.
Donat dalam ejaan tradisional bahasa Inggris disebut doughnut, sedangkan orang Amerika biasa menulis donat sebagai donut atau doughnut. Istilah donut pertama kali digunakan di dalam artikel surat kabar Los Angeles Times 10 Agustus, 1929. Penulis bernama Bailey Millard dengan berkelakar menulis kalimat "can't swallow the 'wel-dun donut' nor the ever so 'gud bred'," sebagai keluhan atas kemampuan mengeja di kalangan orang Amerika yang semakin menurun.
Penggunaan dua cara penulisan, donut atau doughnut ditemukan dalam serangkaian artikel surat kabar The New York Times tentang "National Donut Week" yang meliput World's Fair tahun 1939. Dalam 4 artikel yang dimulai tanggal 9 Oktober 1939, ejaan "donut" muncul 2 kali.
Dunkin' Donuts yang didirikan tahun 1940 dengan nama Open Kettle di Quincy, Massachusetts, Amerika Serikat merupakan perusahaan tertua yang menulis donat sebagai "donut", walaupun sebenarnya perusahaan Mayflower Donut Corporation yang didirikan setelah Perang Dunia II merupakan perusahaan pertama yang menulis donat sebagai "donut".
[sunting] Sejarah donat di Indonesia
Di tahun 1968, stan American Donut di Djakarta Fair (sekarang disebut Pekan Raya Jakarta) merupakan perintis donat yang digoreng dengan mesin otomatis. Sejak itu, American Donut memiliki tradisi tahunan membuka stan di Pekan Raya Jakarta hingga sekarang.
Di tahun 1985, Dunkin’Donuts membuka gerai pertama di Jalan Hayam Wuruk, Jakarta Pusat yang terus berkembang menjadi lebih dari 200 gerai di berbagai kota di Indonesia.[2] Yang kemudian diikuti dengan donat-donat waralaba asing lainnya seperti Master Ring, Master Donut, dan Mister Donut. [3]
Demam donat dibangkitkan kembali oleh J.CO Donuts & Coffee yang membuka gerai pertamanya di Super Mall Karawaci pada tanggal 26 Juni 2005.[4] Keberhasilan J.CO diikuti Krispy Kreme yang membuka gerai donatnya yang pertama di Mal Pondok Indah 2 pada tanggal 31 Agustus 2006.[5] J.CO sebagai merek lokal didirikan oleh Johnny Andrean seorang penata rambut terkemuka di Indonesia.
Donat produksi industri kecil biasanya dijajakan berkeliling menggunakan sepeda atau sepeda motor. Di dalam bus, pedagang asongan menjual donat kemasan kotak dengan cara unik. Donat dalam kemasan dibagi-bagikan ke pangkuan penumpang untuk kemudian dikumpulkan kembali kalau penumpang tidak berminat.
Donat jenis ini disebut juga sebagai donat kampung untuk membedakannya dengan donat-donat yang dijual di mal dan restoran
[sunting] Kue mirip donat di berbagai negara
Pączki, donat tradisional Polandia
Oliebollen adalah kue gorengan asal Belanda berisi kismis atau potongan apel dengan rasa mirip donat. Oliebollen juga dikenal di Indonesia dan sering tercantum dalam buku resep kue terbitan sejak zaman dulu. Kue gorengan dengan nama kue bantal atau bolang-baling juga mempunyai rasa yang mirip donat.
Di Polandia dan negara bagian Amerika Serikat yang memiliki permukiman orang Polandia seperti Detroit, Michigan dan Milwaukee, Wisconsin, donat bundar berisi selai disebut Pączki dan merupakan hidangan istimewa di saat karnaval.
Di Lithuania dikenal sejenis donat bernama spurgos yang mirip donat Polandia dan salah satu versi yang disebut varškės spurgos menggunakan keju cottage.
Di Israel, donat berisi jelly yang disebut Sufganiyah (סופגניה, bentuk jamak: Sufganyot סופגניות) merupakan hidangan tradisional perayaan Hanukkah.
Di Perancis dan New Orleans, Louisiana dikenal kue gorengan bertabur gula halus yang disebut beignet.
Di Spanyol dan Amerika Latin dikenal churro yang bertabur gula halus dan mempunyai rasa mirip donat.
Malasada adalah kue gorengan serupa donat di Hawaii yang mirip dengan Filhoze asal Portugal, karena memang diperkenalkan imigran asal Portugis.
Berliner asal Jerman
Di Jerman, kue serupa donat dengan isi selai disebut Berliner, sedangkan di kota Berlin dikenal dengan sebutan Pfannkuchen. Di Jerman sebelah selatan, Berliner yang dikenal dengan sebutan Krapfen merupakan kue untuk menyambut festival (Karneval atau Fasching) sekaligus hidangan malam Tahun Baru di Jerman sebelah timur.
Di Chili yang memiliki komunitas keturunan Jerman, Berliner dikenal sebagai Berlin dan berisi selai atau karamel yang disebut manjar.
dari wikipedia berbahasa indonesia
Donat sama sekali berbeda dengan Bagel, mulai dari bahan adonan, teknik pembuatan hingga cara menghidangkan, walaupun keduanya memiliki bentuk yang hampir sama.
Donat bisa dibentuk dengan menyatukan kedua sisi adonan berbentuk persegi panjang hingga membentuk cincin atau menggunakan pemotong otomatis yang sekaligus membuat lubang di tengah adonan donat. Lubang pada donat berbentuk cincin dulunya dimaksudkan agar donat cepat matang sewaktu digoreng. Adonan donat yang tersisa sewaktu membuat donat berbentuk cincin sering dijual sebagai doughnut hole atau dicampurkan lagi ke dalam adonan untuk membuat donat baru.
Adonan donat terdiri dari dua jenis, adonan yang dibangunkan dengan ragi seperti adonan roti, dan adonan kental seperti adonan cake. Donat dari adonan tepung yang memakai ragi biasanya kadar lemak 25% dari berat donat, sedangkan donat adonan cake mengandung kadar lemak 20%. Donat dari adonan cake digoreng selama 90 detik bolak-balik di dalam minyak bersuhu antara 190℃ hingga 198℃. Sedangkan donat dari adonan tepung yang dibangunkan oleh ragi memerlukan waktu penggorengan yang lebih lama (sekitar 150 detik) di dalam minyak bersuhu 182℃ hingga 190℃.
Setelah matang, permukaan donat bisa dihias dengan taburan gula icing atau gula halus bercampur bubuk kayu manis, dicelup glasir berupa campuran madu dan gula, disiram coklat cair dan ditaburi coklat butir beraneka warna di atasnya. Selai, jelly atau custard yang menjadi isi donat disuntikkan dengan alat spuit.
Gerai donat dan toko roti memiliki banyak variasi bentuk donat, mulai dari donat berbentuk kuku beruang, persegi panjang yang disebut long john, gelang yang merupakan untaian beberapa bulatan kecil (Pon de ring, merek dagang Mister Donut), hingga donat berbentuk seperti tali yang berpilin (crullers). Donat berukuran sekali suap dinamakan Munchkin di Dunkin Donuts atau sebagai Timbit di restoran Tim Hortons Kanada.
Donat sangat lekat dengan kebudayaan Amerika seperti halnya hamburger. Di Amerika Utara sampai tercipta stereotip polisi patroli sebagai pemakan donat. Gerai donat sering buka sepanjang malam dan polisi sering mengunjungi gerai donat yang menyediakan donat dan kopi gratis. Homer Simpson dan Kepala Polisi Clancy Wiggum dalam film kartun The Simpsons adalah penggemar berat makan donat.
[sunting] Sejarah
[sunting] Asal-usul
Asal-usul donat sering menjadi sumber perdebatan. Salah satu teori mengatakan donat dibawa ke Amerika Utara oleh imigran dari Belanda yang juga memopulerkan hidangan penutup lain, seperti: kue kering, pai krim (cream pie) dan pai buah (cobbler).
Cerita lain mengatakan donat berbentuk cincin diciptakan kapten kapal asal Denmark bernama Hanson Gregory. Sang kapten sering harus menyetir kapal dengan kedua belah tangan karena kapal sering dilanda badai. Kue gorengan yang dimakan ketika sedang menyetir ditusukkan ke roda kemudi kapal, sehingga kue menjadi bolong. Kebetulan bagian tengah kue juga sering belum matang, sehingga donat sengaja dibuat berlubang di tengah agar permukaan donat yang terkena minyak bertambah dan donat cepat matang.
[sunting] Asal-usul kata
Kue berbentuk bola-bola kecil bernama doughnuts atau olykoeks pertama kali disebut-sebut dalam buku History of New York oleh Washington Irving[1] di tahun 1809.
Donat dalam ejaan tradisional bahasa Inggris disebut doughnut, sedangkan orang Amerika biasa menulis donat sebagai donut atau doughnut. Istilah donut pertama kali digunakan di dalam artikel surat kabar Los Angeles Times 10 Agustus, 1929. Penulis bernama Bailey Millard dengan berkelakar menulis kalimat "can't swallow the 'wel-dun donut' nor the ever so 'gud bred'," sebagai keluhan atas kemampuan mengeja di kalangan orang Amerika yang semakin menurun.
Penggunaan dua cara penulisan, donut atau doughnut ditemukan dalam serangkaian artikel surat kabar The New York Times tentang "National Donut Week" yang meliput World's Fair tahun 1939. Dalam 4 artikel yang dimulai tanggal 9 Oktober 1939, ejaan "donut" muncul 2 kali.
Dunkin' Donuts yang didirikan tahun 1940 dengan nama Open Kettle di Quincy, Massachusetts, Amerika Serikat merupakan perusahaan tertua yang menulis donat sebagai "donut", walaupun sebenarnya perusahaan Mayflower Donut Corporation yang didirikan setelah Perang Dunia II merupakan perusahaan pertama yang menulis donat sebagai "donut".
[sunting] Sejarah donat di Indonesia
Di tahun 1968, stan American Donut di Djakarta Fair (sekarang disebut Pekan Raya Jakarta) merupakan perintis donat yang digoreng dengan mesin otomatis. Sejak itu, American Donut memiliki tradisi tahunan membuka stan di Pekan Raya Jakarta hingga sekarang.
Di tahun 1985, Dunkin’Donuts membuka gerai pertama di Jalan Hayam Wuruk, Jakarta Pusat yang terus berkembang menjadi lebih dari 200 gerai di berbagai kota di Indonesia.[2] Yang kemudian diikuti dengan donat-donat waralaba asing lainnya seperti Master Ring, Master Donut, dan Mister Donut. [3]
Demam donat dibangkitkan kembali oleh J.CO Donuts & Coffee yang membuka gerai pertamanya di Super Mall Karawaci pada tanggal 26 Juni 2005.[4] Keberhasilan J.CO diikuti Krispy Kreme yang membuka gerai donatnya yang pertama di Mal Pondok Indah 2 pada tanggal 31 Agustus 2006.[5] J.CO sebagai merek lokal didirikan oleh Johnny Andrean seorang penata rambut terkemuka di Indonesia.
Donat produksi industri kecil biasanya dijajakan berkeliling menggunakan sepeda atau sepeda motor. Di dalam bus, pedagang asongan menjual donat kemasan kotak dengan cara unik. Donat dalam kemasan dibagi-bagikan ke pangkuan penumpang untuk kemudian dikumpulkan kembali kalau penumpang tidak berminat.
Donat jenis ini disebut juga sebagai donat kampung untuk membedakannya dengan donat-donat yang dijual di mal dan restoran
[sunting] Kue mirip donat di berbagai negara
Pączki, donat tradisional Polandia
Oliebollen adalah kue gorengan asal Belanda berisi kismis atau potongan apel dengan rasa mirip donat. Oliebollen juga dikenal di Indonesia dan sering tercantum dalam buku resep kue terbitan sejak zaman dulu. Kue gorengan dengan nama kue bantal atau bolang-baling juga mempunyai rasa yang mirip donat.
Di Polandia dan negara bagian Amerika Serikat yang memiliki permukiman orang Polandia seperti Detroit, Michigan dan Milwaukee, Wisconsin, donat bundar berisi selai disebut Pączki dan merupakan hidangan istimewa di saat karnaval.
Di Lithuania dikenal sejenis donat bernama spurgos yang mirip donat Polandia dan salah satu versi yang disebut varškės spurgos menggunakan keju cottage.
Di Israel, donat berisi jelly yang disebut Sufganiyah (סופגניה, bentuk jamak: Sufganyot סופגניות) merupakan hidangan tradisional perayaan Hanukkah.
Di Perancis dan New Orleans, Louisiana dikenal kue gorengan bertabur gula halus yang disebut beignet.
Di Spanyol dan Amerika Latin dikenal churro yang bertabur gula halus dan mempunyai rasa mirip donat.
Malasada adalah kue gorengan serupa donat di Hawaii yang mirip dengan Filhoze asal Portugal, karena memang diperkenalkan imigran asal Portugis.
Berliner asal Jerman
Di Jerman, kue serupa donat dengan isi selai disebut Berliner, sedangkan di kota Berlin dikenal dengan sebutan Pfannkuchen. Di Jerman sebelah selatan, Berliner yang dikenal dengan sebutan Krapfen merupakan kue untuk menyambut festival (Karneval atau Fasching) sekaligus hidangan malam Tahun Baru di Jerman sebelah timur.
Di Chili yang memiliki komunitas keturunan Jerman, Berliner dikenal sebagai Berlin dan berisi selai atau karamel yang disebut manjar.
dari wikipedia berbahasa indonesia
Donat Kelapa
Bahan :
600 gr tepung terigu protein tinggi
1 bungkus ragi instan
80 gr gula pasir
350 ml susu cair
3 kuning telur
80 gr margarin
1/2 sdt garam
Minyak untuk menggoreng
Bahan isi :
200 gr kelapa parut kasar
100 gr gula pasir
50 ml air
1/2 sdt vanili bubuk
Cara membuat :
1. Isi : masak bahan isi sambil diaduk sampai kalis. Sisihkan.
2. Campur tepung terigu, ragi instan, dan gula pasir. Aduk rata dan sisihkan.
3. Campur kuning telur dan susu cair. Aduk rata.
4. Tuang sedikit-sedikit ke campuran tepung terigu sambil diuleni sampai kalis.
5. Masukkan margarin dan garam. Uleni sampai elastis.
6. Diamkan 45 menit sampai mengembang.
7. Kempiskan adonan. Timbang adonan masing-masing 20 gram. Pipihkan. Beri isi. Bulatkan.
8. Diamkan 15 menit. Goreng dalam minyak yang sudah dipanaskan sampai matang.
Untuk 40 buah
600 gr tepung terigu protein tinggi
1 bungkus ragi instan
80 gr gula pasir
350 ml susu cair
3 kuning telur
80 gr margarin
1/2 sdt garam
Minyak untuk menggoreng
Bahan isi :
200 gr kelapa parut kasar
100 gr gula pasir
50 ml air
1/2 sdt vanili bubuk
Cara membuat :
1. Isi : masak bahan isi sambil diaduk sampai kalis. Sisihkan.
2. Campur tepung terigu, ragi instan, dan gula pasir. Aduk rata dan sisihkan.
3. Campur kuning telur dan susu cair. Aduk rata.
4. Tuang sedikit-sedikit ke campuran tepung terigu sambil diuleni sampai kalis.
5. Masukkan margarin dan garam. Uleni sampai elastis.
6. Diamkan 45 menit sampai mengembang.
7. Kempiskan adonan. Timbang adonan masing-masing 20 gram. Pipihkan. Beri isi. Bulatkan.
8. Diamkan 15 menit. Goreng dalam minyak yang sudah dipanaskan sampai matang.
Untuk 40 buah
Subscribe to:
Posts (Atom)